Desember 2024 – “Nusantara”

Di Balik Bahasa Tersimpan Sihir
oleh : Lam Syahrizal

Bahasa adalah alat komunikasi sosial, bahasa menjadi bagian yang fundamental dalam kehidupan semesta. Noah Chomsky berpendapat bahwa bahasa muncul sekitar 60.000 sampai 100.000 tahun yang lalu di Afrika. Pendapat lain menganggap bahasa purba berasal dari Eropa Tengah sekitar 7.500 SM.
Ilmuwan terus menelusuri dan mempelajari bahasa, teori – teori bahasa pun semakin banyak dan berkembang. Konsep bahasa secara teoritis ter-kontaminasi beberapa faktor lain. Misalnya, bahasa terkontaminasi ilmu teologis dengan teorinya yang menyatakan bahwa bahasa berasal dari Tuhan. Islam sendiri memandang bahasa sebagai hal penting, Al-Qur’an yang menjadi kitab suci agama ini tersampaikan melalui bahasa, lebih tepatnya Bahasa Arab. Islam menyatakan bahwa Bahasa Arab adalah bahasa pertama di muka bumi, dalam ideologi islam Bahasa Arab bahkan menjadi bahasa yang di yakini digunakan pada kehidupan akhirat kelak. Teori konvensional menyatakan sesuatu yang terbalik dengan teori agama, teori konvensional meyakini bahwa bahasa berasal dari kesepakatan manusia.


Bahasa adalah sihir, penyair Timur Tengah sampai membuat mahfudot berbunyi: “Sesungguhnya di dalam bahasa terdapat sihir.” Bahasa memang memiliki kekuatan tak terbatas, hanya dengan bahasa seseorang mampu menjadi presiden, hanya dengan bahasa seseorang mampu membuat keputusan terburuk dalam hidupnya. Bahasa adalah Magic. Manusia hidup dengan ideologi masing -masing, dalam sejarah kehidupan manusia, ideologi selalu berubah – ubah. Pada abad ke-18 seorang filsuf Prancis bernama Antonie Destutt de Tracy memperkenalkan istilah ini dalam sebuah buku nya berjudul Elemens d’ideologie. Bahasa adalah alat terkuat mentrasfer pemikiran dari satu orang ke orang lain. Kemudian bahasa juga mampu mengeksplorasi pikiran dalam pikiran lainnya. Bukti besar bahwa Bahasa memiliki kekuatan yang tidak terhingga adalah dengan bertahan nya berbagai macam ideologi dunia.
Pancasila merupakan satu dari sekian ideologi, sering di namakan nasionalis, Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia yang sudah bertahan 79 tahun lamanya. Bertahannya Pancasila menjadi ideologi nasional bangsa ini tidak lepas dari peran Bahasa sebagai alat transfer pemikiran antar generasi. Sekolah – sekolah menyediakan kelas pembelajaran, perpustakaan menyediakan buku – buku yang semuanya memuat bahasa sebagai perantara.
Kenyataan bahwa bahasa mampu mengendalikan dunia adalah sebuah keberuntungan. Kesadaran bahwa Bahasa merupakan senjata gratis yang ada di dalam ruh kita sebagai manusia adalah anugrah yang patut di syukuri. Sekarang tinggal bagaimana senjata ini di manfaatkan sebaik mungkin untuk menciptakan perubahan besar. Soekarno, tidak akan mampu membentuk sebuah negara dengan ribuan perbedaan di dalam nya jika tidak memanfaatkan Bahasa dalam pidato pidato partiotik nya. Pun demikian dengan Barack Obama di Amerika, Vladimir Putin di Rusia, Emanuel Macron di Prancis dan tokoh tokoh besar dunia lainnya. Bahkan tokoh agama sendiri turut menggunakan bahasa dalam dakwahnya, kenyataan bahwa hampir mustahil menyatakan sesuatu tanpa Bahasa adalah fakta lama yang
hari ini ingin kami angkat kembali. Sekarang banggalah kita dengan bahasa, terlebih Indonesia yang di prediksi akan menjadi satu dari beberapa bahasa resmi internasional. Demikian, dan salam literasi.